Viral Suara - Manusia memang mempunyai kisah kehidupan masing-masing yang berbeda. Apa yang kamu alami dalam hidup tentu berbeda dengan yang dialami orang lain.
Beruntung mereka yang pernah merasakan pedih dan kerasnya hidup hingga bisa bangkit lebih kuat lagi. Hal itulah yang dialami oleh bule Belanda bernama Chaim Fetter.
Nama Fetter beberapa waktu lalu sempat ramai diperbincangkan karena dirinya dituding melakukan upaya Kristenisasi ketika hendak mendirikan Yayasan Peduli Anak di kota Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Selama ada di sana, Fetter harus rela merasakan getirnya hidup berjuang demi menunjukkan tekadnya yang sekeras baja, seperti dilansir Merdeka.
Kamu pasti akan merasa sangat sulit ketika menjadi orang asing dan harus menuju wilayah terpencil. Bisa saja niat baikmu itu ditanggapi berbeda oleh penduduk lokal, hal itulah yang dialami oleh Fetter.
Fetter sampai menjelaskan kepada penduduk lokal di Lombok bahwa dirinya bukanlah Atheis atau Kristen. Di mana dirinya adalah seorang Believers (orang yang tak punya agama tapi percaya adanya Tuhan).
kisah-mualaf-bule-ganteng-chaim-fetter--0a604f
Jelas saja apa yang diungkapkan Fetter itu membuat para warga yang mayoritas Muslim takut sehingga menuding Fetter melakukan aksi permurtadan.
Namun tekad Fetter untuk membantu anak-anak jalanan di Lombok memang begitu kuat. Dia membuka dialog dengan para warga dan tokoh agama setempat. Komunikasinya yang intens dengan penduduk lokal, membuat Fetter jatuh cinta dengan Islam.
Setiap hari melihat warga salat dan mendengar azan, Fetter merasakan bahwa Islam memanggil dirinya hingga pria berusia 33 tahun ini memilih menjadi mualaf.
Fetter pun mengungkapkan tekadnya menjadi Muslim kepada ulama setempat. Proses perpindahan keyakinan itu disaksikan oleh banyak orang dan membuatnya gugup luar biasa kala harus membaca dua kalimat syahadat.
Kendati gemetar, tekad Fetter pun kuat. Kini sembari membesarkan Yayasan Peduli Anak di Lombok, Fetter pun belajar sedikit demi sedikit menjadi Muslim yang taat seperti belajar salat dan mengaji.
Jalan hidup Fetter memang berliku. Namun pria Belanda ini membuktikan bahwa cintanya kepada Indonesia memberikannya kekuatan dan keberanian.
Semoga saja aksi Fetter yang mencintai dan peduli anak-anak Indonesia ini bisa membuat kamu juga terinspirasi ya.
Sumber: kapanlagi.com
Beruntung mereka yang pernah merasakan pedih dan kerasnya hidup hingga bisa bangkit lebih kuat lagi. Hal itulah yang dialami oleh bule Belanda bernama Chaim Fetter.
Nama Fetter beberapa waktu lalu sempat ramai diperbincangkan karena dirinya dituding melakukan upaya Kristenisasi ketika hendak mendirikan Yayasan Peduli Anak di kota Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Selama ada di sana, Fetter harus rela merasakan getirnya hidup berjuang demi menunjukkan tekadnya yang sekeras baja, seperti dilansir Merdeka.
Kamu pasti akan merasa sangat sulit ketika menjadi orang asing dan harus menuju wilayah terpencil. Bisa saja niat baikmu itu ditanggapi berbeda oleh penduduk lokal, hal itulah yang dialami oleh Fetter.
Fetter sampai menjelaskan kepada penduduk lokal di Lombok bahwa dirinya bukanlah Atheis atau Kristen. Di mana dirinya adalah seorang Believers (orang yang tak punya agama tapi percaya adanya Tuhan).
kisah-mualaf-bule-ganteng-chaim-fetter--0a604f
Jelas saja apa yang diungkapkan Fetter itu membuat para warga yang mayoritas Muslim takut sehingga menuding Fetter melakukan aksi permurtadan.
Namun tekad Fetter untuk membantu anak-anak jalanan di Lombok memang begitu kuat. Dia membuka dialog dengan para warga dan tokoh agama setempat. Komunikasinya yang intens dengan penduduk lokal, membuat Fetter jatuh cinta dengan Islam.
Setiap hari melihat warga salat dan mendengar azan, Fetter merasakan bahwa Islam memanggil dirinya hingga pria berusia 33 tahun ini memilih menjadi mualaf.
Fetter pun mengungkapkan tekadnya menjadi Muslim kepada ulama setempat. Proses perpindahan keyakinan itu disaksikan oleh banyak orang dan membuatnya gugup luar biasa kala harus membaca dua kalimat syahadat.
Kendati gemetar, tekad Fetter pun kuat. Kini sembari membesarkan Yayasan Peduli Anak di Lombok, Fetter pun belajar sedikit demi sedikit menjadi Muslim yang taat seperti belajar salat dan mengaji.
Jalan hidup Fetter memang berliku. Namun pria Belanda ini membuktikan bahwa cintanya kepada Indonesia memberikannya kekuatan dan keberanian.
Semoga saja aksi Fetter yang mencintai dan peduli anak-anak Indonesia ini bisa membuat kamu juga terinspirasi ya.
Sumber: kapanlagi.com